Minggu, 05 Desember 2010

Terbang Tuk Merabamu


Angin malam mencumbu kulitku.
Bertiup sangat kencang,
seakan ingin membawa terbang.

Ya!
Aku ingin terbang!
Bersama angin, melintasi loteng2 awan.
Tinggi! Hingga ku lupa daratan.

Melayang-layang imajinasiku.
Berandai temu sang kekasih.
Berangan meraba lembut pipimu.
Dan berharap engkau kan menyambutku.


Surabaya, 2010.








Ungkapan Saat Bersemi


Ketika senyummu ialah butuhku.
Serasa berdenyut jantung kasih.
Aliran darah menusuk tiap arteri.
Kejut menggelora,
rumit nian rasa cinta.


Inilah yg kurasa.
Bagai lembaran kain tak berdaya.
Terajut indah perlahan.
Menggenggam dan memeluk serpihan.
Membentuk selimut cinta luas.
Menghangatkan,
melindungi
dan memberi kelembutan dlm pejaman mata indahmu.


Surabaya, 2010.




Bocah Mesin


Teriak!
Dan diteriaki.
Keras mencabut daun telinga.
Hantam dan tetap berdiri.
Berdiri tengah hari.
Lonceng 12 tepat!
Api atau inti bumi? Dia datang membakar diri.

Roboh? Tidak!
Dia msh tegar!
Berlari 7x luas bumi.
Berperang!
Pedang dengan mulut.
Senjata api dengat otak.
Dia angkat tuk perang mengejar waktu.


Inilah "bocah mesin."
Tak mau berhenti mengejar hasrat.
Kuat jika itu yg diminta.
Cepat jika itu yg diperintah.


Dinginnya besi bocah itu.
Tatap kosong onggokan mur dan baut.
Mengalir darah yg sejatinya listrik.
Tergambar wajah dr lempengan baja.
Terasa tiada hati dlm mesinnya.
Robot! Atau apa pun!

Sesungguhnya dia manusia!
Yg berbusana baja, kuat di luar sana.
Coba kau amati.
Dia anak adam.
Hingga pd saatnya kita sadar.

Dia berdiri dlm tentram.
Tiba2 roboh dan berlutut.
Memegang bahu, menguatkan raga.
Udara menghimpit paru2nya.
Dia tak kuat!
Dia memegang dada!

Dan akhirnya dia jatuh mencium tanah.
Air matanya mengaliri dingin besi.

Lihat!
ITULAH HATINYA!
Dia kuat!
Namun, cintalah yg membunuhnya.


Surabaya, 2010.









Jumat, 24 September 2010

Teduh Gedung Smasa

Bersandar di tengah terik.

Mencari teduh, mengejar bayangan bangunan smasa.

Duduk, sendiri, terasa hidup dalam peti.

Sepi.. tiada kawan.

Warna2 godaan saat lelah, kini timbul menghantui.

Mengeluh dan mengeluh.

Hanya karena lelah dan sepi.

Dimana onggokan daging yg lain?

Cepatlah temui aku!

Aku menunggu di gerbang smasa.

Rabu, 22 September 2010

Momen Terindah

Aku mau cerita2 nih,

Waktu itu ada konser d smasa.


lupa kpn tepatnya.

Di sana tiba2 gerimis, anag2 pada berlarian minggir.


Inilah awal dr momen tak terlupakan.


Mungkin kalian menganggap aku lebay.


Tp sungguh, hal yg seperti inilah yg sangat ku inginkan.


Kalian tahu apa itu?





Senyumannya...



Ya! Aku melihat dia tersenyum.


Saat itu kami berpapasan di depan kelas.
Nampaknya dia menghindari gerimis.
Dia lindungi kepala dg tangannya tanpa melihat ke depan.

Mungkin dy tdk sadar ada aku di depannya.
Langsung saja aku memegang kepalanya dan tersenyum padanya.
Betapa saltingnya aku wkt itu.
Tak kuasa menahan malu, aku lgs gugup.

Apakah dia juga?
Aku melihat dia mengerlingkan mata dan tersenyum.
Sangat manis.
Sangat indah menurutku.
Aku gak nyangka akan terjadi seperti itu.
Ku kira dia akan marah saat ku pegang kepalanya.

Tp aku beruntung, bahkan aku dapat melihat indahnya senyuman gadis itu.

Momen tsb tak dpt ku lupakan hingga skrng.
Trkadang aku tersenyum sendiri jika mengingatnya :)

Jumat, 17 September 2010

Pembunuhan oleh Cinta

Dentuman menggelegar di dada.
Terasa makin cepat berdetak.
Tiap tarikan nafas singkat.
Ku bayar setetes air mata.
Bongkahan tubuh remaja ku.
Tercengkram oleh kapuk kusam.


Cobalah kau lihat.
Otot dan tulangku tiada patuh.
Tak mau ku perbudak tuk beranjak.
Tanpa ambisi, darahku mengalir.
Hidup tercerai dari hasratnya.

Mengapa ku mati walau bernafas?
Mengapa ku hilang walau berwujud?

Kini ku mulai meraba guratan kayu.
Jari telunjuk menuntun pada jawaban.
Inilah!
Inilah rasa cintaku!
Ku terbungkam sakitnya cinta!
Ku terbunuh meski bisa membuka mata.
Tiada beda dengan mayat yg berjalan.
Cinta membunuhku!
Cinta menggoda ambisiku!
Cinta hapuskan impianku!
Cinta telah menyita waktuku!
Hiduplah dan usap air mata cengeng!
Ini hanya Hawa!
Ciptaan Tuhan untuk Adam.
Dan tebing yg akan ku taklukkan.




Kamar Tidur,2010.

Jumat, 03 September 2010

DILAnda Rindu


Dentuman jarum jam mengusik


Sang waktu terasa jenuh menunggu


Jika kau tahu rasa ku


Inilah rasa rindu yang meradang




Sudut ruangan memeluk debu


Menunggu......


Tetap menunggu....


menanti musik indah menyapaku




Itula yang kurasa


Aku merindumu


Sungguh tak bisa diurai lagi


rindu ini telah menampar segala senyumku



Tempat Tidur, 2010








Rabu, 01 September 2010

Tolong baca dan goreskan pada hatimu...


Jika mau ku bisa menulis
tumpukan puisi untuk selimutmu.

Hingga kau merasa hangat
karena tebalnya tumpukan kertas.

Semua kecewa, kesal, dan khawatir.

Ku tuangkan pada kata2.

Namun apakah itu cukup?

Hanya dengan sajak memelas
dan tampak banci dipandang?

Mengemis sesuap kasih
pada orang yang tinggi?

Apakah itu jawaban?


BUKAN !!!


Jika sajak adalah puncak gunung,
maka hatiku langit semesta.

Tak cukup dengan berkata.

Tak mampu mewakili hati.

Bila sanggup ku ajarkan.

Bahasa hati seorang yang kecewa.

Maka engkau akan paham.

Engkau akan melihat.



Ku tak hanya kecewa
tapi ku juga khawatir.

Ku khawatir senyummu memudar.

Sungguh, aku tak membual.

Tolong jaga dirimu.

Jaga semua ceria dan senyum yang kau punya.


Aku berlutut dan memohon.

Tolong baca semua ini dan goreskan pada hatimu.